Jumat, 06 April 2012

My Beautiful Angel

Semoga engkau menjadi anak yang sholehah anakku sayang, sukses dunia dan akhirat, Amiinnn... :)




Rabu, 17 Agustus 2011

Setelah 5 tahun menunggu...

Manusia adalah makhluk yang sangat terbatas, termasuk seorang dokter. Setahun yang lalu, tepat di malam sebelum hari ulang tahunku, dokter memberikan statement bahwa kemungkinan aku untuk bisa hamil secara alami sudah tidak ada. Bahkan ketika aku bertanya, "Bahkan 1% dok?". Dokter itu mengatakan saya hanya bisa hamil dengan 2 pilihan, bayi tabung(yang biayanya mungkin aku harus jual rumah, dll) atau dengan operasi pemotongan dan penyambungan tuba falopi yang tertutup. Sebagai informasi, ovariumku tinggal satu di sebelah kanan, karena 2 tahun yang lalu aku mengalami pengangkatan ovarium kiri karena terdapat kista yang sudah sangat besar (lebih dari 7cm).

Sejak saat itu, aku tidak pernah ke dokter lagi, aku pesimis, drop, marah, kecewa, putus asa atau apalah yang dapat menggambarkan ketidaksiapanku harus ditakdirkan seperti ini. Di saat-saat itu, aku hanya bisa berserah kepada Allah, menyerahkan masalah ini sepenuhnya pada-Nya. Dalam kepsrahan, aku berdoa "Ya Allah, Tuhan pemilik nyawa ini, jika memang hamba ditakdirkan tidak mempunyai keturunan, limpahkanlah kesabaran dan kekuatan iman kepadaku. Jangan jadikan aku orang yang menghamba pada urusan-urusan dunia ini. Namun, jika Engkau memberi kepercayaan hamba untuk mempunyai keturunan, berikanlah Ya Allah, segerakanlah (agak maksa dikit)"

Dan Subhanallah, bulan-bulan berikutnya, aku mengalami haid yang belum pernah saya lami sebelumnya. Darah yang keluar buanyak dan beku. Hampir tiap 3-4 jam aku harus ganti pembalut. Mungkin itulah cara Allah mengeluarkan penyakit dalam rahimku.

Setelah menunggu, akhirnya di hari kamis pagi di bulan Maret,dengan agak iseng aku meminta tolong suami membelikan test-pack (one***)sebelum berangkat kerja karena seharusnya sudah waktunya haid 2 hari yang lalu. Dan Subhanallah, muncul dua garis merah tapi yang satu masih samar (merah muda). Ada rasa GR, apa benar aku hamil? Muncul fikiran mungkin karena test-packnya yang 2rban, hasilnya kurang akurat. Akhirnya malamnya, aku meninta tolong suami membelikan test-pack yang 10x lebih mahal. Dan setelah aku test muncul garis yang sama dengan yang tadi pagi. Aku khawatir terlalu GR tapi ternyata tidak hamil, akhirnya kuputuskan jumat ke dokter kandungan (yang berbeda dengan dokterku tadi) dan dianjurkan untuk ke lab di hari sabtunya, karena di USG belum terlihat kantong kehamilannya.

Setelah melakukan test di laboratorium (350 ribu?? haduhh), aku langsung buka hasilnya sebelum ke dokter lagi. Padahal seharusnya dibuka oleh dokternya dulu. Saking penasarannya, perlahan ku buka amplop itu dan kubaca kata "positif". Maha Besar Allah..

Sekarang, usia kehamilanku memasuki minggu ke 27. Mohon doanya semoga kehamilan dan persalinanya lancar. Bayi dan Ibunya selamat, sehat dan tidak kurang satu apapun. Amiiinnn.. ;)

(Insya Allah menyusul cerita saat kehamilan yang penuh perjuangan ini)

Rabu, 21 April 2010

Ketika rasa sakit itu mulai menjadi teman..

Masih teringat kenangan masa kecil dulu, aku sering berbohong kepada orang tua kalau habis jatuh atau dipukul teman. Walaupun akhirnya mereka tau juga karena badanku tidak bisa di ajak berkompromi. Akupun tidak tau, mengapa selalu berkata "nggak ada" saat ditanya mana yang sakit? Bahkan, ketika aku diminta menjaga adikku yang masih 2 tahunan saat itu. Dengan spontan aku menjatuhkan diri di pecahan kaca untuk menjadi sandaran agar adikku yang jatuh saat itu tidak terkena kaca. Ketika ditanya ibu, ada apa? aku hanya tersenyum dan berkata tidak ada apa2. Hehe, sekarang bekas luka sobek karena kaca itu masih menjadi saksi.. Saksi cintanya mbak deni untuk adik satu-satunya. Hehe ^_^

Dan waktu itu, waktu yang paling buruk dalam perjalanan hidupku. Ketika aku yang sedang kelas 3 SMP (mau EBATNAS) dan adikku yang masih 3-4 tahunan.. harus hidup hanya berdua.. tanpa siapapun.. ditinggal keluargaku yang egois dengan keinginannya masing-masing.. Orang-orang dewasa yang tidak memikirkan siapa yang paling dirugikan dengan keputusan-keputusan mereka..

Kalimat itu selalu membuatku menangis, bahkan sampai detik ini, "Mbak aku lapar.."
Badanku gemetar tidak tau harus bagaimana, menatap wajah adikku yang tidak tau apa2, tetapi tidak ada sepersenpun uang yang aku miliki.. Saat itu hari mulai gelap, dengan modal nekad, aku "meminta" bakso pada bapak yang jualan bakso keliling. Alhamdulillah, dengan hanya melihat mataku, bapak itu memberiku sebungkus bakso dan sebungkus kecil saos dan sambalnya. Sepertinya Allah mengirimkan malaikat kepadaku.. Dengan badan yang masih gemetar, aku berikan bakso itu kepada adikku. Aku suapin sampai habis. Tersisa sebungkus saos dan sambal.. yang akhirnya menjadi makananku hari itu..
Setelah terisi saos sambal, kukeloni adikku dengan hati yang mati..
Esoknya, akhirnya mereka menemui kami.. tapi tidak ada sepatah katapun keluar dari mulutku.. Ketika ditanya sudah makan? ketika ditanya bagaimana keadaanya? ketika ditanya apakah sakit? aku hanya menggeleng dan berkata "nggak!!". Anehnya aku tidak menangis dihadapan mereka, tetapi baru bisa menitikkan air mata ketika wajahku tertutup bantal.. dan akhirnya pergi dibawa mimpi.

Aku mulai mengerti rasa sakit, tapi tidak tau dimana letaknya??

Kejadian itu berulang lagi ketika aku kelas 3 SMA (mau EBTANAS, lagi!!), aku harus menghadapi situasi yang hampir sama. Bedanya aku tidak lagi ditemani adikku, karena saat itu ibu pergi membawa adikku. Dan aku??? SENDIRI!!!! Aku merasakan sakit lagi namun kali ini aku ingin mengobatinya...
Aku yang menjadi penjaga rumah, akhirnya memutuskan tinggal di rumah guruku, Bu Lilik, guru bahasa Indonesiaku, sekaligus ibu dari sahabatku. Aku diberi sebuah kamar kecil di belakang rumahnya. Disana, aku merajut harapanku, masa depanku. Aku tidak mau berhenti sampai di sini. Aku harus mengubah hidupku sendiri. Aku daftarkan diriku ikut seleksi perguruan tinggi melalui jalur PMDK, yang hanya mengumpulkan raport dan tanpa uang. Walaupun tidak ada restu yang kudapatkan. Hanya berbekal keinginan untuk mencari obat dari rasa sakit ini dan rasa ketidakpuasan mengapa aku harus dilahirkan sebagai seorang perempuan, sehingga semua kejadian ini harus aku alami.

Tapi akhirnya, aku bisa membuktikan.. walaupun aku perempuan, tapi aku juga bisa!!

Bagaimana ketika rasa sakit itu kini mulai menjadi teman??

Dia akan menguatkan...
Dia akan mempertangguhkan...
Dia akan mendewasakan...
Dia akan me-metamorfosakan...

Dan kini, aku merasakannya...
Aku merasa lebih kuat jika aku sedang "sakit". Setiap kali merasakannya, semakin aku kuat.
Setiap merasakannya lagi, akupun merasa semakin kuat lagi...

-- sekarang aku baru tau, obat dari rasa sakit ini adalah rasa sakit itu sendiri --


Selasa, 13 April 2010

Souldenamairo

Setiap ada kata yang mungkin tak terpandang
Menghanyutkan yang memandang dan mendengar
Penuh lantunan penggugah kalbu
Iringan senyum dan cahaya penghapus santun

Lamaaa... mulai ku mendekati
Tertarik aku oleh kehebatan sihir
Sayup dan lirih kubisikkan di sana
Kenyamanan, kedamaian dan rasa senang

Namun setiapnya kini mulai merasa was-was
Akankah ini kan bertahan cukup lama
Menunggu adakah yang lain, adakah yang ingin
Merasakan bersama menyongsong harapan..

Kini ku merasa KERDIL...
tertusuk biji-biji tajam
Menyakiti sisi yang tak terlihat, tak terdengar
Merayap perlahan dan terus mencoba
Akhir sandiwara dunia fana

Ya ALLAH.. Rabbku Yang Maha Mengetahui
Ijinkan aku dengan ini, degan yang Kau ridhai
Apapun yang mungkin makin menikamku
Kuatkanlah, tegakkanlah, iman di kalbu ini

"Asyhadualla illahaillallah, Wa asyhadu anna muhammadarrasulullah"
Da, inilah pilihanku, inilah jalanku

Rabu, 20 Januari 2010

Can’t I Love You?

Even it is so painful, I can’t feel it
Even I’m waiting for you and you wouldn’t come
Even I think of you with shaking so badly, I can’t feel it

Since the day I put your heart in my mind
I can’t put my heart else where
Even if it hurts and breaks my heart apart, I won’t close my heart
I am who was living in a lonely world
You’re the only one who can make me smile

Can’t I love you? Can you come to me?
Just for once, can you hug me in you arms?
You’re the only one I love
Can’t you accept my heart?

The reason why I’m still breathing in this terrible loneliness
It’s all because of you

Can’t I love you? Can you come to me?
Once again, can you hug me in your arms?
You’re the only one I love
For the first time and last time

Even you’re alive, you can’t be held in my arms
Even you throw my heart away from your mind

Can’t I love you? Even if I’m just behind your back
Distantly, I just can look at you from afar
Even if I just can protect your shadow
Even like this, it’s alright.. even only I love you, it’s okay



Selasa, 12 Januari 2010

PIANO


Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal. Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis.

Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya. Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan anaknya, ia menyelinap pergi. Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata "Teruslah bermain", dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya. Sang pianis lalu duduk,

di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut. Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung.
Sang anak jadi GR (Gede Rasa), pikirnya "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Apa implikasinya dalam hidup kita ? Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Allah SWT ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Allah SWT di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila Allah SWT ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita. Semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Allah SWT di samping kita.

Semoga bermanfaat...

dari : Tausyiah Majamen Qalbu

Minggu, 13 Desember 2009

Janji Bukan Sebatas Ucapan

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisaa: 145)

DISEBUTKAN dalam sebuah hadits shahih bahwa ciri-ciri orang munafik ada tiga: pertama, apabila ia berbicara ia berdusta; kedua, apabila ia berjanji ia mengingkari; ketiga, apabila diberi amanah ia berkhianat. (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut dapat dilihat bahwa janji bukanlah perkara biasa. Meski demikian, kenyataannya janji sering muncul sebatas ucapan, yang begitu saja mudah dilupakan, seolah tiada bekas sama sekali. Padahal, kedudukan janji sangat tinggi pertanggungjawabannya di sisi Allah. Dalam hadits riwayat Muslim sendiri, orang-orang yang senang mengingkari janji dikategorikan sebagai orang-orang munafik. Selain itu, Al-Quran pun mensinyalirnya sebagai berikut, Orang-orang munafik mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (QS. Ali Imran: 167).


Betapa banyak wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada umat-Nya mengingatkan tentang bahaya orang-orang munafik dan balasan yang akan diterimanya, baik pada kehidupan dunia maupun akhirat. Salah satunya dapat kita petik dari surat An-Nisaa ayat 138 yang mengabarkan siksaan yang amat pedih bagi orang-orang munafik.

Hidup manusia tidak pernah luput dari selimut janji. Sejak ruh manusia ditiupkan, manusia telah berjanji kepada Rabb-Nya, kepada Rasul-Nya dan atas konsekuensi dien-nya. Sebuah ucapan kalimat sakti dari setiap hamba sebagai bentuk janji, ikrar diri tentang keesaan Tuhannya.

Kemudian, seorang anak manusia lahir ke dunia. Dalam perkembangannya, manusia akan hidup dalam lingkungan keluarga, menjalankan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat, mengemban peran-peran. Di situlah manusia mulai akrab dengan istilah yang disebut janji. Di situ pula kesetiaan seseorang pada ucapannya diuji.

Ucapan menuntut sebuah pembuktian. Pembuktian tentang jaminan kesejahteraan, dan peningkatan kesejahteraan hidup, dan yang lain. Mungkin juga pembuktian atas janji pada diri, keluarga, anak, istri, untuk melakukan perbaikan.

Lisan memang menjadi godaan yang berat. Bukankah semua hal yang kita ucapkan atau bahkan hanya kita simpan dalam hati, akan dipinta pertanggungjawaban oleh Allah?

Tidak dipungkiri, ...
hati kecil sendiri sering berontak dengan pengingkaran-pengingkaran yang kita perbuat. Tapi entah, manusia lebih suka dengan dalih. Ya, segala macam alasan sering terlontar sebagai bentuk pertahanan dari kekerdilan jiwa yang ringkih. Sebagai bentuk pembenaran dari peningkatan yang dibuat sendiri. Kebohongan yang kesekian kali untuk pembenaran diri sendiri. Karena begitu seringnya terjadi atau kita dengar dalam lingkungan hidup kita, tak heran bualan-bualan janji akhirnya berkembang menjadi budaya. Budaya buruk yang terpelihara.

Dalam tatanan sosial, sanksi yang diterima oleh orang-orang yang mengumbar janji, antara lain jatuhnya harga diri seseorang. Kepada orang-orang yang sering berjanji dan sering pula mengingkari, ia tidak akan dipercaya lagi dalam lingkungannya. Apapun yang diucapkan akan dianggap angin lalu yang tidak berguna sekalipun itu sangat penting. Inilah konsekuensi berat yang harus diterima bagi orang-orang yang senang "obral" janji. Orang yang senang mempermainkan janji juga akan tersisih dari lingkungannya.

Lalu, apa yang akan diterima baginya sebagai balasan di akhirat nanti? Dikatakan dalam surat An-Nisaa ayat 145, Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Ya, Allah lindungilah kami, hamba-Mu ini dari sifat ingkar janji. Semoga kita terpelihara dari sifat-sifat orang munafik, sifat yang suka mengumbar janji tanpa peduli untuk menepati. Wallahu a''lam.***


Oleh Ust. Abu Syauqi M., Lc.

Senin, 30 November 2009

Minggu, 01 November 2009

Inilah Adanya


Ada apanya diriku ini?
Sering melukai hati orang lain. Sering membuat marah orang lain.
Sering membuat luka orang lain. Sering membuat sedih orang lain.
Sudah terlalu banyak teguran ALLAH untukku, tapi kenapa aku belum mengetahuinya?
untuk apa?? dimana??


Aku sering tidak memperhatikan "kebetulan-kebetulan" itu,
semua ku anggap hanya kondisi alam, mungkin saja kebetulan, atau sekedar angin lewat,
tapi ternyata semua itu benar..
DIA memberiku peringatan, teguran bahkan jawaban dari doa-doaku..
hanya aku tidak menyadari..
terbuat dari apa aku ini????
Astagfirullahal'adzim.. Astagfirullahal'adzim.. Astagfirullahal'adzim...



Sabtu, 10 Oktober 2009

Di sana ada jalan


Lantai dingin ini tak mampu mendinginkan gejolak hatiku,
Lantunan asma Allah yang kudengar sayup tak pula membuatku tenang,
Desiran angin di luar sana tak mampu pula menyejukkan gemuruh kalbu,
Keringat ini semakin deras mengalir,
satu per satu membasahi mukena putihku,
kuseka perlahan, perlahan, namun terasa menyayat,
semakin ku tertunduk pada sujudku..

Di persimpangan ini ku mulai langkahku,
terasa berat, sangat berat..
sesekali ku menengok ke belakang,
membayangkan jika aku tetap berada di sana.

Ku coba tetap melangkahkan kaki ini,
seraya memejamkan mata, ku terus berjalan,
berazam tak akan berhenti dan memandang lagi,
tak terasa ku semakin jauuh dan semakin jauh..

Di tepian ini..
Hatiku tak kuasa lagi, azamku tak terbendung lagi..
ku tolehkan sekali pandanganku ke belakang,
melihat sosok itu, masihkah ada disana? mashkah bisa ku lihat?



Dalam goresan pelangi di sana,
sosok itu terlihat seperti titik..
sangaat kecil dan sangat jauh,
Dalam benakku, aku sudah terlalu jauh melangkah,
tak mungkin ku kembali dan berlari ke sana,
di tempatku semula..

Kini..
aku sudah letih melangkah..
dan tanpa ku sadari, aku telah berada di persimpangan kedua,
menguatkan tekad, menguatkan asa,
untuk lebih tegap berjalan menitinya,
dan menyerahkan tujuanku pada-Nya..

Perlahan, tubuhku mulai sejuk, aliran hangatnya hati mulai terasa,
tanganku telah basah, inilah jalan ke dua..
ternyata, masih ada jalan di sana, yang harus ku lewati sekarang,
esok dan sampai jiwa ini pergi,
Aku telah kembali, aku telah terlahir,
Subhanallah, Engkaulah tujuan itu Ya ALLAH..

Terbesit sebuah doa dan harapan,
Engkau muliakan kami semua, dia, dia dan diri ini,
semoga selalu utuh mencintai Mu..
Amiin...