Rabu, 21 April 2010

Ketika rasa sakit itu mulai menjadi teman..

Masih teringat kenangan masa kecil dulu, aku sering berbohong kepada orang tua kalau habis jatuh atau dipukul teman. Walaupun akhirnya mereka tau juga karena badanku tidak bisa di ajak berkompromi. Akupun tidak tau, mengapa selalu berkata "nggak ada" saat ditanya mana yang sakit? Bahkan, ketika aku diminta menjaga adikku yang masih 2 tahunan saat itu. Dengan spontan aku menjatuhkan diri di pecahan kaca untuk menjadi sandaran agar adikku yang jatuh saat itu tidak terkena kaca. Ketika ditanya ibu, ada apa? aku hanya tersenyum dan berkata tidak ada apa2. Hehe, sekarang bekas luka sobek karena kaca itu masih menjadi saksi.. Saksi cintanya mbak deni untuk adik satu-satunya. Hehe ^_^

Dan waktu itu, waktu yang paling buruk dalam perjalanan hidupku. Ketika aku yang sedang kelas 3 SMP (mau EBATNAS) dan adikku yang masih 3-4 tahunan.. harus hidup hanya berdua.. tanpa siapapun.. ditinggal keluargaku yang egois dengan keinginannya masing-masing.. Orang-orang dewasa yang tidak memikirkan siapa yang paling dirugikan dengan keputusan-keputusan mereka..

Kalimat itu selalu membuatku menangis, bahkan sampai detik ini, "Mbak aku lapar.."
Badanku gemetar tidak tau harus bagaimana, menatap wajah adikku yang tidak tau apa2, tetapi tidak ada sepersenpun uang yang aku miliki.. Saat itu hari mulai gelap, dengan modal nekad, aku "meminta" bakso pada bapak yang jualan bakso keliling. Alhamdulillah, dengan hanya melihat mataku, bapak itu memberiku sebungkus bakso dan sebungkus kecil saos dan sambalnya. Sepertinya Allah mengirimkan malaikat kepadaku.. Dengan badan yang masih gemetar, aku berikan bakso itu kepada adikku. Aku suapin sampai habis. Tersisa sebungkus saos dan sambal.. yang akhirnya menjadi makananku hari itu..
Setelah terisi saos sambal, kukeloni adikku dengan hati yang mati..
Esoknya, akhirnya mereka menemui kami.. tapi tidak ada sepatah katapun keluar dari mulutku.. Ketika ditanya sudah makan? ketika ditanya bagaimana keadaanya? ketika ditanya apakah sakit? aku hanya menggeleng dan berkata "nggak!!". Anehnya aku tidak menangis dihadapan mereka, tetapi baru bisa menitikkan air mata ketika wajahku tertutup bantal.. dan akhirnya pergi dibawa mimpi.

Aku mulai mengerti rasa sakit, tapi tidak tau dimana letaknya??

Kejadian itu berulang lagi ketika aku kelas 3 SMA (mau EBTANAS, lagi!!), aku harus menghadapi situasi yang hampir sama. Bedanya aku tidak lagi ditemani adikku, karena saat itu ibu pergi membawa adikku. Dan aku??? SENDIRI!!!! Aku merasakan sakit lagi namun kali ini aku ingin mengobatinya...
Aku yang menjadi penjaga rumah, akhirnya memutuskan tinggal di rumah guruku, Bu Lilik, guru bahasa Indonesiaku, sekaligus ibu dari sahabatku. Aku diberi sebuah kamar kecil di belakang rumahnya. Disana, aku merajut harapanku, masa depanku. Aku tidak mau berhenti sampai di sini. Aku harus mengubah hidupku sendiri. Aku daftarkan diriku ikut seleksi perguruan tinggi melalui jalur PMDK, yang hanya mengumpulkan raport dan tanpa uang. Walaupun tidak ada restu yang kudapatkan. Hanya berbekal keinginan untuk mencari obat dari rasa sakit ini dan rasa ketidakpuasan mengapa aku harus dilahirkan sebagai seorang perempuan, sehingga semua kejadian ini harus aku alami.

Tapi akhirnya, aku bisa membuktikan.. walaupun aku perempuan, tapi aku juga bisa!!

Bagaimana ketika rasa sakit itu kini mulai menjadi teman??

Dia akan menguatkan...
Dia akan mempertangguhkan...
Dia akan mendewasakan...
Dia akan me-metamorfosakan...

Dan kini, aku merasakannya...
Aku merasa lebih kuat jika aku sedang "sakit". Setiap kali merasakannya, semakin aku kuat.
Setiap merasakannya lagi, akupun merasa semakin kuat lagi...

-- sekarang aku baru tau, obat dari rasa sakit ini adalah rasa sakit itu sendiri --


Selasa, 13 April 2010

Souldenamairo

Setiap ada kata yang mungkin tak terpandang
Menghanyutkan yang memandang dan mendengar
Penuh lantunan penggugah kalbu
Iringan senyum dan cahaya penghapus santun

Lamaaa... mulai ku mendekati
Tertarik aku oleh kehebatan sihir
Sayup dan lirih kubisikkan di sana
Kenyamanan, kedamaian dan rasa senang

Namun setiapnya kini mulai merasa was-was
Akankah ini kan bertahan cukup lama
Menunggu adakah yang lain, adakah yang ingin
Merasakan bersama menyongsong harapan..

Kini ku merasa KERDIL...
tertusuk biji-biji tajam
Menyakiti sisi yang tak terlihat, tak terdengar
Merayap perlahan dan terus mencoba
Akhir sandiwara dunia fana

Ya ALLAH.. Rabbku Yang Maha Mengetahui
Ijinkan aku dengan ini, degan yang Kau ridhai
Apapun yang mungkin makin menikamku
Kuatkanlah, tegakkanlah, iman di kalbu ini

"Asyhadualla illahaillallah, Wa asyhadu anna muhammadarrasulullah"
Da, inilah pilihanku, inilah jalanku