Sabtu, 10 Oktober 2009

Di sana ada jalan


Lantai dingin ini tak mampu mendinginkan gejolak hatiku,
Lantunan asma Allah yang kudengar sayup tak pula membuatku tenang,
Desiran angin di luar sana tak mampu pula menyejukkan gemuruh kalbu,
Keringat ini semakin deras mengalir,
satu per satu membasahi mukena putihku,
kuseka perlahan, perlahan, namun terasa menyayat,
semakin ku tertunduk pada sujudku..

Di persimpangan ini ku mulai langkahku,
terasa berat, sangat berat..
sesekali ku menengok ke belakang,
membayangkan jika aku tetap berada di sana.

Ku coba tetap melangkahkan kaki ini,
seraya memejamkan mata, ku terus berjalan,
berazam tak akan berhenti dan memandang lagi,
tak terasa ku semakin jauuh dan semakin jauh..

Di tepian ini..
Hatiku tak kuasa lagi, azamku tak terbendung lagi..
ku tolehkan sekali pandanganku ke belakang,
melihat sosok itu, masihkah ada disana? mashkah bisa ku lihat?



Dalam goresan pelangi di sana,
sosok itu terlihat seperti titik..
sangaat kecil dan sangat jauh,
Dalam benakku, aku sudah terlalu jauh melangkah,
tak mungkin ku kembali dan berlari ke sana,
di tempatku semula..

Kini..
aku sudah letih melangkah..
dan tanpa ku sadari, aku telah berada di persimpangan kedua,
menguatkan tekad, menguatkan asa,
untuk lebih tegap berjalan menitinya,
dan menyerahkan tujuanku pada-Nya..

Perlahan, tubuhku mulai sejuk, aliran hangatnya hati mulai terasa,
tanganku telah basah, inilah jalan ke dua..
ternyata, masih ada jalan di sana, yang harus ku lewati sekarang,
esok dan sampai jiwa ini pergi,
Aku telah kembali, aku telah terlahir,
Subhanallah, Engkaulah tujuan itu Ya ALLAH..

Terbesit sebuah doa dan harapan,
Engkau muliakan kami semua, dia, dia dan diri ini,
semoga selalu utuh mencintai Mu..
Amiin...