Senin, 29 Oktober 2007

"menyerah"


hanya Kepada Mu keserahkan

dan hanya kepada Mu aku terima

tak ada yang bisa melawan kehendak Mu

karena ini telah tertulis di rencana Mu

Jumat, 26 Oktober 2007

Rahasia Jiwaku...

gelap semakin menyingkap malam
menghadirkan bayang-bayang bisu di kedalaman waktu
sinar rembulan menerawang redup
hadirkan bayang indah wajahmu

bagaimana jiwa utarakan rindu?
diantara bintang-bintang berkecamuk pilu
hingga...
sepanjang masa yang tak bermusim itu
kuletakkan cinta dibalik harapan semu

tirai masa telah meronta
menuntut senja tundukkan harapku
dikala cinta tak mampu lagi bicara
rindu berkuasa selimuti jiwa

tak sampai hati ku buka suara
meski seharusnya semua tlah terbaca
biar sampai mati menjadi rahasia
karena bila terungkap hanya terbitkan luka

Selasa, 23 Oktober 2007

ReNunGkan

Saat kamu merasakan cinta sejati,
kamu menyayangi apa adanya,
memahami kekurangannya
menutupi kelemahannya
sambil melihat sisi terbaiknya.

Saat kamu cinta buta dengan seseorang,
kamu menganggapnya dia begitu sempurna
hingga menutupi seluruh kekurangan yang ada pada dirinya.

Hmmmmm…
sebenarnya.....
antara Cinta Buta dan Cinta Sejati
ada helai tipis yang memisahkan

Saat kamu mencintai seseorang begitu dalamnya,
kemungkinan besar kamu akan mencoba memahami kekurangannya.
Di saat itu..
apakah kamu mencintainya secara buta
atau memang hanya mencintai dia apa adanya?

Saat dia melakukan kesalahan dan kamu memaafkannya,
karena namanya manusia memang tak pernah lepas dari kesalahan,
apakah itu berarti mencintainya secara buta
atau mencintai apa adanya?

Saat hadir seseorang yang lebih baik darinya,
namun tak juga kamu berpaling dari sang kekasih
apakah itu berarti mencintai apa adanya
atau mencintai secara buta?

Atau saat kamu menganggapnya begitu sempurna
sehingga tak ada yang mampu menggantikan kehadirannya,
apakah itu berarti mencintai apa adanya
atau mencintai secara buta?

Sampai sejauh mana kita bisa mencintai apa adanya
tanpa harus membutakan mata?

Apakah mungkin seseorang mencintai apa adanya tanpa menjadi buta?
Ataukah mencintai secara buta berarti juga mencintai apa adanya?